Halo teman-teman yang terkasih dalam Kristus!
Pada tanggal 10-11 Maret yang lalu, komunitas KITA kembali mengadakan rekoleksi yang diadakan setiap tahunnya, tapi bedanya rekoleksi kali ini digabung bersama dengan welcome party. Untuk lokasinya sendiri yaitu St. Claire Center yang terletak di 10 Lane 73, Chienyeh Road, Yangmingshan, Taipei atau dalam bahasa mandarin,聖嘉蘭活動中心台北市陽明山建業路73巷10號. Nah, seperti apa sih acaranya?

Tema yang diangkat kali ini adalah “Mempertanggung-jawabkan iman Katolik”. Secara garis besar acara dimulai dengan welcome party, yakni memperkenalkan komunitas KITA dan perkenalan semua anggota.   Setelah itu dilanjutkan dengan sesi, games, Praise&worship, pengakuan dosa, adorasi, dan akhirnya ditutup dengan misa. Mengenai sesinya, kali ini dibawakan oleh Romo Oslan dan dibagikan dalam 3 sesi.

Sesi 1 = Sakramen tobat & indulgensi

Sakramen tobat dikenal juga sebagai sakramen kunci, dalam bahasa latin : “Sacramentum Sigillum”. Maka dari itu apabila kita perhatikan bendera vatican terdapat simbol kunci yang memiliki arti rekonsiliasi, yakni upaya memperbaiki hubungan manusia dengan Allah.

Mengapa umat katolik mengaku dosa kepada romo? Dasarnya apa sih?

Kita bisa melihat Kitab Matius 16 : 18-19, Diayat tersebut dengan eksplisit dikatakan bahwa Yesus memberikan kuasa / kunci surga kepada Petrus, serta mengisyaratkan bahwa dosa yang  diikat / dilepas di dunia juga akan terikat / terlepas di surga. 

Fungsi dari sakramen tobat adalah melepaskan dosa dosa yang telah kita perbuat di dunia. Dosa tidak hanya merusak hubungan kita dengan Tuhan tapi juga merusak hubungan kita dengan sesama, gereja dan alam semesta. Karena efek samping dari dosa yang kita buat tidak hanya merugikan diri sendiri namun orang lain, contoh : bila kamu mencuri, bukan hanya kamu yang dihakimi orang lain, tapi orangtuamu juga ikut dihakimi.

Yang perlu diingat, kiita tidak perlu malu mengakui dosa kita karena kita sebagai anak yang hilang disambut kembali. Santo Yoh Krisostomus pun pernah berkata : “Merasa malulah kamu ketika berbuat dosa, bukan ketika kamu bertobat. Di sini ada dua hal yaitu dosa dan pertobatan. Dosa adalah luka, pertobatan adalah obat. Dosa diiringi dengan rasa malu; pertobatan diiringi dengan keberanian. Iblis telah menipumu tentang kenyataan ini dan justru memberimu keberanian untuk berbuat dosa serta rasa malu untuk bertobat.”

Manfaat mengaku dosa :

  1. Dihantarkan ke jalan yang benar
  2. Diampuni dosanya, kita dapat merasakan kelegaan
  3. Bimbingan rohani gratis
  4. Disembuhkan secara total

Terkadang kita sulit menentukan dosa mana yang paling besar . Caranya mudah, apabila tindakan dosa itu selalu membuatmu gelisah, selalu terngiang2 dikepalamu, mengganggu tidurmu dan kamu paling takut untuk mengungkapkannya, itulah dosa terberatmu.

Idealnya, pengakuan dosa dilakukan 2 kali dalam setahun yakni saat masa prapaskah (sebelum paskah) dan masa adven (sebelum natal). Terlalu sering mengaku dosa juga tidak baik karena bisa mengakibatkan kita menjadi pribadi yang penakut. Perlu diketahui bahwa romo yang bisa melayani sakramen tobat hanyalah yang lulus ujian audiendas (kebijaksanaan), dan yang lulus akan memiliki kartu khusus yang menunjukkan bahwa romo tersebut bisa melayani sakramen tobat. Jenis penitensi ada 3, yakni doa, derma, dan puasa. Lalu, sebaiknya penitensi segera ditunaikan agar tidak lupa 🙂

Sesi 2&3 = Perayaan Ekaristi, sebuah tradisi iman

Susunan tata perayaan Misa sendiri dapat dibagi dalam 4 bagian =

  1. Ritus pembuka
  2. Liturgi sabda
  3. Liturgi Ekaristi
  4. Ritus penutup

RITUS PEMBUKA

Bagian ritus pembuka dimulai dari lagu pembuka sampai ke doa pembuka. Jadi, tanda ekaristi sudah dimulai ialah dengan menyanyikan lagu pembuka. Untuk ukuran telat atau tidaknya datang ke misa, biasanya tergantung kebijakan romo2. Tapi sebaiknya kalau sudah lewat persiapan Batin (doa tobat: saya mengaku), sebaiknya jangan menerima komuni.  Boleh diingat bahwa doa tobat di Ekaristi merupakan tobat untuk menyiapkan diri menerima tubuh dan darah Kristus, jadi tujuannya berbeda dengan sakramen tobat.

LITURGI SABDA

Bagian ini dimulai dari bacaan sabda Kitab suci dan pada saat sabda dibacakan, sebaiknya umat mendengarkan bukan membaca bacaannya. Setelah itu, dilanjutkan dengan homili yang berfungsi untuk menjelaskan langsung bacaan hari itu supaya semua umat mengerti oleh apa yang telah disampaikan. Kemudian dilanjutkan dengan syahadat para rasul (yaitu tanda dari para rasul), doa umat, dan persembahan.

Sebagai info tambahan, mungkin banyak yang belum tahu mengenai stipendium untuk intensi misa dan kolekte. Sebenarnya, stipendium yang didapatkan melalui intensi misa adalah untuk membiayai kelangsungan hidup pastor, sementara uang kolekte ada untuk biaya operasional gereja.

LITURGI EKARISTI

Puncak tata perayaan Ekaristi adalah Doa Syukur Agung. Pada saat Iman mengangkat hosti tersebut, terjadilah transubstantiation dimana hosti yang berbahan dasar tepung gandum dan air berubah menjadi tubuh Kristus, begitu pula anggur berubah menjadi darah Kristus. Perubahan yang terjadi pada saat transubstantiation bukanlah perubahan fisik, akan tetapi substansinya yang berubah. Sehingga, pada saat hosti telah dikuduskan, hosti tersebut akan tetap kudus. Oleh karena itu, hosti yang tidak habis tidak akan dibuang, tetapi disimpan di dalam Tabernakel. Prosesi itu juga dituliskan dalam 1 Korintus 11 ayat 24-25 dan dalam Lukas 2 ayat 19-20.

Setelah Doa Syukur Agung, dilanjutkan dengan Bapa Kami, Doa Damai, Anak Domba Allah. Pembagian Komuni dilakukan kepada umat yang telah menerima Sakramen Komuni saja. Sikap dalam pembagian Komuni adalah berjalan tegak dan hormat dengan tangan ditaruh di depan dada.

RITUS PENUTUP

Urutan misa yang terakhir dimulai dari doa penutup. Selanjutnya adalah ritus penutup yang berisi pengumuman penting. Setelah ritus penutup, dilanjutkan dengan berkat penutup, kemudian Iman beserta pelayan Liturgi berjalan keluar dari gereja diiringi dengan lagu penutup.

DSC02617DSC02577DSC02243DSC02406