Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” (Mat. 28:13—14)

Peristiwa kebangkitan Kristus dipandang imam-imam kepala sebagai suatu ancaman sehingga mereka tidak ingin memercayainya dan justru memerintahkan para penjaga makam untuk menyebarkan berita bahwa murid-murid Yesus mencuri jenazah-Nya. Hal tersebut tersebar di kalangan orang Yahudi hingga Injil Matius ditulis. Untungnya, para rasul pada hari Pentakosta dengan berani memberikan kesaksian tentang apa yang sesungguhnya terjadi. Kabar inilah yang pada akhirnya kita dengar dan alami.

Di zaman yang serba modern, kerap kali kita menemui kabar atau berita bohong (hoax) di media sosial. Banyak orang terjebak dan terperangkap kabar bohong, hingga rela mengkhianati kebenaran dan menjadi corong kebohongan seperti para penjaga makam tadi. Ada yang menyebarkan hoax tanpa mengetahui bahwa yang dipercayainya merupakan kabar bohong. Ada pula yang dengan sengaja menciptakan hoax untuk tujuan tertentu.

Tiap-tiap kita dan sesama merupakan saudara yang dikasihi oleh Tuhan. Dalam persaudaraan, ujaran kebohongan dan kebencian harus dihindari. Semoga segala pesan yang kita sampaikan senantiasa memberikan dampak positif dan penghiburan bagi sesama sebagai wujud kasih terhadap satu sama lain. [Peter Sutikno]

Sudahkah kita berusaha untuk senantiasa bijak dalam menyaring informasi dan mengecek kebenarannya?

DOA (†) Allah Bapa sumber segala rahmat, bimbinglah kami agar mampu meneladani para rasul yang mewartakan kabar baik tentang kebangkitan Putra-Mu, Yesus Kristus. Semoga kami dalam perjumpaan dan komunikasi dengan sesama mampu membawa sukacita dan penghiburan serta menghadirkan wajah-Mu yang penuh kasih. Amin.