Halo teman- teman yang terkasih dalam Kristus! Pada kali ini kita akan membahas tentang kegiatan rekoleksi pra paskah KITA yang diadakan pada tanggal 12-13 Maret lalu yang dibimbing oleh Rm. Norbeth dan Rm. Tarsis.

Pada sesi pembukaan acara diadakan sebuah permainan yang diberi nama Aku ingin mengenal kamu. Cara mainnya adalah dengan memberikan giliran pada pemain yang ditunjuk bermain dari pemain sebelumnya untuk memperkenalkan masing- masing diri dengan sejumlah suku kata yang diminta, contohnya “nama saya Diana, dan aku ingin mengenal kamu (dengan menunjuk pemain selanjutnya) dengan 4 kata (misalnya), maka peserta selanjutnya akan menjawab “nama dia Diana, Halo nama ambo Betty”, aku ingin mengenal kamu (dengan menunjuk peserta selanjutnya) dengan 5 kata (misalnya). Tampaknya upaya para panitia untuk menghangatkan suasana tegang antar peserta karena saling tak sama kenal berhasil, seluruh peserta saling meluapkan tawa dan sapaan pada setiap peserta yang bermain.

DSC_3742.JPG

DSC_3734.jpg

Sesi utama dimbimbing oleh Rm. Norbeth dan selanjutnya oleh Rm. Tarsis dengan lagu Utuslah namaMU ya Tuhan dan dikenalkan pada tema rekoleksi pra- paskah kali ini, yaitu kita dilahirkan kembali dalam Kerahiman Allah. Masih ingatkah teman- teman dengan lagu Topeng karya Peterpan? Banyak dari kita yang mungkin menggunakan topeng- topeng tersebut demi menggapai tujuan dan cita- cita, namun apakah cara- cara yang digunakan itu selalu benar?

Topeng dalam Bahasa lain berarti persona, yaitu secara literer biasa digunakan untuk menutupi wajah seorang aktor dalam pentas teater untuk memainkan perannya. Seperti para aktor dalam panggung teater yang begitu hebatnya memainkan peran dengan sifat ganda, demikian pula kita dalam kehidupan nyata sebenarnya. Para aktor teater selalu mendengarkan bisikan- bisikan instruktornya yang berada di belakang panggung, bila salah mendengar instruksi mereka akan jatuh salah tingkah dilihat ribuan penonton . Demikian pula kita, kita selalu mendapat bisikan oleh dua pihak di dalam panggung sandiwara kehidupan kita, yaitu [yang baik dan si jahat]. Dan bila kita salah mengikuti instruksi yang benar, kita juga akan terjatuh seperti aktor di atas panggung yang ditertawai oleh penonton.

Topeng itu bukanlah persona dari diri kita yang sebenarnya, yakni sebuah tirai yang menyebabkan orang- orang untuk tidak mengenali kita. Kita seringkali berfantasi dan berambisi penuh dalam mencapai tujuan dalam hidup kita, entah kekayaan, kesukesan, posisi, kekuasaan, dan lain- lain. Namun yakinkah teman- teman bahwa cara yang kita gunakan akan berdampak positif bagi sesama dan kita sendiri? Atau malahan mencelakakan kita sendiri? Sebenarnya topeng- topeng yang kita kenakan dalam kehidupan sehari- hari itulah yang harus kita tanggalkan dari kehidupan kita sebagai seorang Kristen.

Teori harmoni Yin dan Yang mengajarkan kita bahwa kita harus lebih banyak berkata, berpikir, dan melakukan hal yang baik. Di dalam hidup, kita selalu cenderung melihat sisi- sisi negatif dari personalan yang kita alami, kita harus stabil, jangan bercondong pada sisi- sisi yang negative, dan juga jangan berpura- pura untuk menjadi baik (fake).

Mengikuti jejak Kristus seutuhnya itu tidaklah semudah yang kita bayangkan, kita harus mengorbankan sisi duniawi kita untuk mengikuti Dia. Mengingat kisah tentang “Perumpamaan Anak Yang Hilang”, kita adalah makhluk yang selalu melakukan dosa setiap saat, namun Bapa selalu membuka pintu rumahNya lebar- lebar untuk anak- anaknya yang ingin bertobat. Kita juga harus memiliki sifat rendah diri dan pasrah sebagai hamba kepada Tuannya, pasrah kepada rancangan- rancangan yang dibuatNya di dalam hidup kita, sering merefleksikan sifat- sifat di dalam diri kita untuk menjadi bersih. Selain itu untuk menjadi bijaksana itu tidak bisa dipaksakan seperti kapan sebuah pohon akan berbuah. Kita harus selalu belajar sehingga kebijaksanaan dan kesuksesan itu datang dengan sendirinya pada diri kita.

DSC_3801.JPG

Rm. Tarsis menjelaskan tentang Perumpamaan Anak Yang Hilang

 

DSC_3759.JPG

Rm. Norbeth membimbing sesi dengan tema “Topeng Kehidupan”

DSC_3824.JPG

Adorasi malam setelah sesi

 

 

DSC_4076.JPG

Foto bersama setelah Misa penutup

 

DSC_4093.JPG

Peserta rekoleksi pra- paskah KITA 2016

 

Sekian artikel kali ini, salam sejahtera. Tuhan Yesus memberkati!