Syalom teman-teman yang terkasih dalam Tuhan!

Menjelang akhir bulan Juni ini, seperti biasa KITA telah mengadakan Persekutuan Doa. Tema kali ini adalah “Beragama di Era Modern”, bertempat di kediaman Bapak Yohanes, dipimpin oleh WL (Worship Leader) sdr. Willy, dan pemusik oleh sdr. Aron dan sdr. Yefta. Berikut posternya:

13418967_1618216098492972_5016091322241863985_n

Persekutuan Doa dibuka dengan bersama-sama menyanyikan lagu ‘All Things New’ dan ‘Bersyukurlah’ kemudian dilanjutkan dengan doa pembuka.

IMG_8414

Setelah mempersiapkan hati dan pikiran untuk menerima Tuhan, sdr. Willy sebagai worship leader membuka sesi sharing dengan menceritakan pengalamannya tentang bagaimana pertolongan Tuhan hadir lewat tangan orang yang bahkan tidak dikenal membantu sdr. Willy saat rantai motonya putus.

IMG_8458

Sharing kedua hadir dari sdr. Adit yang juga ditolong Tuhan melalui kebaikan hati dosen saat terlambat mengumpulkan tugas. Kemudian dilanjutkan dengan sharing dari sdr. Joe yang mengalami mukjizat ketika mengalami masalah saat sidang S1. Terakhir adalah sharing dari sdr. Aron tentang pengalaman kerjanya di Taiwan. Acara berlangsung dengan santai, terkadang diiringi gelak tawa, namun tetap mengena dihati saat mendengar sharing para peserta PD yang semuanya sangat menarik.

 

 

 

Seusai sharing, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu ‘Betapa Hebat’ dan ‘Amazing Grace’. Lagu ini sebagai pengantar menuju sesi renungan oleh romo Wawan, sehingga suasana lebih khusyuk dalam mendalami renungan.

IMG_8425

Romo Wawan membuka renungan kali ini dengan pertanyaan mengenai etimologi dari tema PD kali ini yaitu “Beragama di Era Modern”. Lalu dari pertanyaan-pertanyaan ini peserta mulai masuk kedalam tema yaitu apa itu “beragama”.

Apakah beragama hanyalah tentang praktik dan ritual, ataukah lebih dari itu? Renungan kali ini terlihat lebih melibatkan para peserta PD, karena Romo Wawan banyak melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat para peserta berpikir; sehingga terlihat seperti diskusi. Mulai dari pertanyaan tentang etimologi hingga tentang keperluan penggunaan iPad untuk kepentingan liturgi yang menggantikan buku Tata Perayaan Ekaristi (TPE).IMG_8454

Romo Wawan menjelaskan bahwa pada zaman Post-Modern ini menjadi Katolik bisa dibilang gampang-gampang susah, karena kita dimudahkan oleh teknologi, namun iman kita ditantang oleh kemajuan science. Sehingga sampailah kepada inti dari renungan yaitu menjadi umat Katolik yang ‘Stabil dan Dinamis’. Dalam artian janganlah menjadi umat saklek yang tidak mau mengikuti perkembangan zaman; namun juga jangan terbawa arus dan tetap menjaga yang harus dipertahankan. Bisakah? Bisa. Karena dalam Gereja Katolik, selalu ada dua nilai yang akan selalu relevan dengan zaman apapun: Cinta dan Kasih.

Akhirnya tibalah di penghujung acara. Sdr. Willy menutup sesi ini dengan merangkum poin-poin penting dalam renungan dari romo dan doa penutup, kemudian dilanjutkan dengan kembali menyanyikan lagu “Bersyukurlah”. Persekutuan Doa kali ini ditutup dengan acara makan bersama dengan hidangan lezat yang telah disediakan oleh tuan rumah.

IMG_8457

Terima kasih bagi semua yang telah berpartisipasi pada PD kali ini, khususnya bpk. Yohanes sebagai tuan rumah, romo Wawan yang berkenan memberi renungan, sdr, Willy sebagai WL, para pemusik, dan tentunya para peserta yang meluangkan waktu dan tenaga untuk hadir. Sampai jumpa di PD selanjutnya!

IMG_8419

Tuhan memberkati kita semua.