“Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah  terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebus  pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.” (Ibr. 9:15)

Halo, teman-teman KITA. Tentunya kita semua tidak asing dengan kata “perjanjian” dan pasti pernah terlibat dalam suatu perjanjian. Perjanjian merupakan kesepakatan dua pihak dan tentu saja, kesepakatan yang ada biasanya saling menguntungkan kedua belah pihak. Bila ada yang  melanggar perjanjian, maka akan dikenakan sanksi.  

Sebagai orang yang percaya, kita adalah anak-anak perjanjian Tuhan atau orang-orang yang hidup dalam perjanjian-Nya. Namun, masih banyak dari kita yang mungkin tanpa sadar mengabaikan  “perjanjian” ini dan malah hidup menjauh dari-Nya. Misalnya, beribadah tanpa membawa dampak apa pun bagi sesama atau diri sendiri. Dengan kata lain, ke gereja hanya sebagai rutinitas dan aktivitas jasmani semata. Kehidupan yang seperti ini tidak jauh berbeda dengan umat Israel pada perjanjian Lama, di mana berkali-kali firman Tuhan mengingatkan mereka melalui orang-orang yang dipercaya oleh Allah. 

Hari ini, kita diingatkan Tuhan akan perjanjian. Betapa Tuhan sangat mencintai umat-Nya yang  percaya dan menyerahkan nyawa-Nya sendiri untuk menebus segala dosa manusia. Oleh-Nya,  kita diselamatkan dan menikmati berkat-berkat surgawi. Karena itu, kita harus hidup dalam ketaatan dan memiliki hubungan karib dengan Tuhan sehingga apa yang dijanjikan-Nya dapat digenapi  dalam hidup kita. [CP]

Sudahkah kita melakukan dan taat pada perintah-Nya? 

Doa (✝)

Ya, Tuhan, terima kasih atas segala berkat yang Kau berikan. Engkau masih memberikan kami  kesempatan untuk hidup sampai detik ini. Berkatilah setiap kami agar selalu percaya  kepada-Mu dan juga berilah kekuatan untuk dapat mewartakan injil-Mu melalui perilaku kami  sehari-hari. Amin.