Pada hari libur Mid Autumn Festival 8 September yang lalu, KITA kumpul-kumpul di Gereja Holy Trinity, No. 26, Bao’an St, Xindian District New Taipei City, Taiwan 231 membahas tentang Persiapan Pranikah dengan narasumber Romo Abdon, Dr Adrian dan pasangan Doddy & Vielicenia. Berikut ringkasan diskusinya, semoga menambah pengetahuan kita semua!
Ditilik dari segi kitab suci, yang dibawakan oleh Romo Abdon, dimulai dengan membaca awal mula penciptaan manusia dari kitab Kejadian 1 : 1:26. Dalam kisah penciptaan alam semesta, dari hari pertama sampai hari kelima Tuhan menciptakan dengan berfirman, namun pada hari keenam, Tuhan menciptakan dan membentuk manusia laki-laki dan perempuan dengan tanganNya sendiri sesuai dengan gambarNya. Perempuan diciptakan dengan mengambil tulang rusuk dari laki-laki. Mengapa dari tulang rusuk, bukan otak atau kaki? Karena tulang rusuk itu posisinya di tengah. Tuhan menciptakan manusia pada mulanya secara adil, sama rata/equal baik lelaki maupun perempuan. Namun, yang terjadi dalam kehidupan sosial dewasa ini adalah adanya rasa superioritas akibat kesombongan dari salah satu pihak sehingga timbul perselisihan atau kepahitan yang sebenarnya tidak perlu dalam keluarga.
Keluarga sebagai unit terkecil dari dari masyarakat ini diawali dari pernikahan sepasang anak manusia. Dalam pernikahan, tentu ada salib yang harus dipikul dan ada pengalaman jatuh. Namun, seperti Yesus jatuh tiga kali dan bangun tiga kali dalam jalan salibNya, ada baiknya kita pun mencontoh dengan merangkul salib tersebut dan menjadikan salib kita sebagai bagian dari hidup. Sebab, apabila kita mati-matian menghindari salib itu, beban akan semakin terasa berat.
Ada tiga kunci utama agar perselisihan dalam pernikahan dapat dihindari, yaitu:
- Pengorbanan
Yang dimaksud dengan pengorbanan disini adalah bagaimana kita mampu dan bersedia mengorbankan diri kita demi orang yang kita sayangi. Contoh sederhana: Si suami sangat menyukai nonton film action movies, tapi si istri tidak suka. Maka apa yang diperbuat oleh kedua pasangan tersebut? Tiap minggu saling ganti, suami menemani istri nonton, minggu berikut istri yang menemani suami. Kedengarannya sangat sepele, tapi ini bisa menjadi masalah yang berat bagi kedua pasangan tsb apabila tidak ada yang mau mengalah/berkorban. Seperti Yesus menanggung dan memikul salib demi kita semua, berkali-kali Ia jatuh tapi Ia berusaha bangkit kembali untuk menyelesaikan tanggungannya sehingga mati di kayu salib. Ia melakukan semua ini karena Ia percaya (hope) akan adanya kebangkitan.
- Kebijaksanaan
Hal ini sangat diperlukan bagi tiap pasangan, bijaksana adalah cara untuk mengambil keputusan dengan tepat dan tidak terburu-buru. Contoh sederhana: Pada suatu hari si suami makan masakan istrinya, pada hari itu istri lupa memasukkan garam sehingga rasanya sangat tawar. Langkah yang tidak bijaksana adalah begitu suami mencicipi masakan istri tidak enak, maka ia langsung keluar mencari makan. Langkah yang harus dilakukan suami haruslah bijaksana dengan cara membicarakannya dengan memuji istri bahwa masakannya enak, tetapi lebih enak lagi jika ditambahkan garam. Maka hasilnya tidak akan ada pertengkaran dan sakit hati.
Dengan memikirkan terlebih dahulu tindakan atau perkataan apa yang perlu kita buat atau ucapkan, kita dapat menghindari timbulnya kepahitan dan sakit hati dalam diri orang yang kita sayangi.
- Saling Mendengarkan
Setiap pasangan ada baiknya selalu saling berkomunikasi dan saling mendengarkan maka segala masalah yang dihadapi pasti akan tidak terasa berat jika dilalui bersama.
Tantangan besar dalam gereja katolik dewasa terkait dengan keluarga dan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan ini adalah perceraian, gay marriage, woman priest, abortion, contraseptic. Oleh sebab itu sebelum menikah, pasangan calon suami istri harus mempunyai bekal yang cukup baik jiwa mental, spirit, maupun kondisi jasmani. Dengan pikiran dan perasaan yang sudah dibekali sebelumnya maka pasangan pasti akan mampu menghadapi segala tantangan ke depan.
Dari segi kesehatan, setiap pasangan yang mau menikah, dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan terlebih dahulu. Beberapa hal yang cukup penting dalam pemeriksaan kesehatan pranikah yaitu:
- Tes ini membutuhkan biaya yang relatif mahal namun sangat perlu untuk dilakukan. Tes ini harus didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak, bukan atas kecurigaan antara kedua belah pihak
- Tujuan dari diadakannya tes ini bukan untuk mengetahui keperawanan dari pihak perempuan, namun untuk membangun keluarga sehat sejahtera, mengetahui kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan dengan terlebih dulu memeriksa riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis, penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan.
Bagaimana prosedurnya?
- Datangi dokter spesialis, dokter puskesmas atau dokter umum.
- Wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga (kanker, epilepsi, diabetes), juga keadaan lingkungan sekitar dan kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan terlarang).
- Pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan jantung, paru dan tanda-tanda fisik dari penyakit seperti anemia, asma, kulit.
Kapan harus dilakukan?
- Idealnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Namun, dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung.
- Jika ditemukan penyakit (infeksi menular) , bisa segera diobati sebelum pernikahan
Pemeriksaan fisik dan lab:
- Diabetes Mellitus
- Kelainan jantung bawaan
- Hipertensi
- Hepatitis B
- HIV/AIDS
- TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes simplex virus tipe 2).
- Penyakit menular seksual (PMS) seperti sifilis, herpes, gonorrhea (kencing nanah).
- Ketidakcocokkan golongan darah ABO dan rhesus
- Kelainan darah seperti thalassemia
- Kelainan genetik dan kromosom, termasuk buta warna.
Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan Darah Rutin
- Pemeriksaan Golongan Darah
- Pemeriksaan Gula Darah Puasa
- Pemeriksaan VDRL/RPR
- Pemeriksan HbsAg
- Pemeriksaan Genetik
- Urine Rutin
- Gambaran Darah Tepi
- Foto Thorax dan EKG
- Pemeriksaan Panel TORCH
Dr Adrian menyatakan, meski dari pemeriksaan ditemukan adanya penyakit yang membahayakan keturunan seperti gangguan darah, thalasemia, leukemia, diabetes, kanker atau HIV/AIDS sekalipun, kesepakatan untuk menikah tetap menjadi hak mutlak calon pasangan. Dokter hanya akan memberikan gambaran tentang risiko yang akan dihadapi pasangan dan keturunannya, berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun beberapa vaksin yang disarankan dalam pemeriksaan kesehatan pranikah ini antara lain:
- HPV (Human Papiloma Virus), namun jika selama ini Anda aktif melakukan aktifitas seksual, disarankan sebelum Anda melakukan vaksinasi HPV, dilakukan pemeriksaan PAP Smear. HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kanker serviks dan kutil pada pria maupun wanita. Suntikan dilakukan 3x pada bulan (0,1 dan 6)
- Varicella Zoster Virus. Suntikan dilakukan 1x.
- Hepatitis B. Sebelum melakukan vaksinasi ini, sebaiknya Anda melakukan pemeriksaan darah HBsAg dan Anti Hbs. Suntikan dilakukan 3x (0,1 dan 6)
- MMR (Mumps, Measles, Rubella). Suntikan dilakukan 1x.
Karena vaksin disuntikkan dalam tubuh secara periodik sehingga ada baiknya pemeriksaan ini dilakukan sekitar tujuh sampai 6 bulan sebelum pernikahan, dengan jadwal:
- 7 bulan sebelum menikah vaksin HPV I, Hepatitis B I
- 6 bulan sebelum menikah vaksin HPV II, Hepatitis B II
- 4 bulan sebelum menikah Vaksin Cacar Air, Vaksin MMR
- 1 bulan sebelum menikah vaksin HPV III, Hepatitis B III
Sharing pasangan: Menikah, awalnya pasti dari pacaran donk. Doddy dan Vielicenia, pasangan yang menikah November 2013 lalu berbagi sedikit tentang pengalaman mereka. Dalam proses mencari pacar, menurut mereka, ada baiknya jika kita melakukan saringan yang terbagi menjadi lima saringan seperti lingkaran dibawah ini.
Saringan dalam artian, jumlah lawan jenis yang berinteraksi dengan kita akan semakin mengerucut ke satu orang yang akan menjadi pacar. Ketika sudah melewati saringan dan akhirnya menemukan pacar, kita perlu menentukan tujuan kita. Apakah hanya main-main atau sudah akan menuju ke pernikahan. Menuju ke pernikahan membutuhkan komitmen yang lebih serius dan pada tahap ini berarti kita sudah punya bayangan bahwa dia ini akan menjadi ayah atau ibu dari anak-anak kita.
Oh ya, dengan memutuskan untuk menikahi seseorang, kita pun akan menikahi keluarga besar pasangan kita. Oleh karena itu, bila memang sudah serius, kenalan lah dengan keluarga pasangan, belajar beradaptasi dengan gaya keluarga pasangan kita. Jangan sampai nanti sampai pernikahan tiba, kita masih merasa tidak nyaman berada dalam lingkungan keluarganya.
Selain hal-hal diatas, Doddy dan Vielicenia menganjurkan, dalam mencari pasangan hendaklah yang seiman. Seperti yang kita semua ketahui, satu kapal yang memiliki dua nahkoda bukanlah kapal yang ideal. Demikian pula dengan kehidupan berumah tangga. Gereja memang mengijinkan pernikahan campur (beda agama) dengan persyaratan khusus, namun hal ini membutuhkan komitmen yang sangat luar biasa dari kedua pribadi. Kebanyakan kasus yang terjadi, salah satu pihak akan pindah agama karena ingin menikah. Namun, pasangan ini tetap menyarankan, kalau memang mau pindah agama, hendaklah karena itu bersumber dari keyakinan setiap pribadi, bukan hanya sekedar ikut-ikutan. Agama memang fundamental, apabila berbeda dan tidak ada kebijaksaan dari kedua pihak, khawatir akan menjadi salah satu akar dari keretakan dalam pernikahan.
Dalam acara kali ini, dipilih teman-teman yang berpartisipasi aktif dengan bertanya yaitu Arwinda, Ilensia dan Vielicenia. Selamat buat teman-teman yang terpilih!
Demikian laporan KITA tentang acara kumpul-kumpul bulan September, sampai jumpa di kumpul-kumpul KITA berikutnya! Tema kumpul-kumpul KITA Jumat 10 Oktober 2014, Diskusi Devosi kepada Bunda Maria. St Francis Xavier Parish, Roosevelt Road Section 5 Lane 150 No 25, pk 15.00.. Yang mau ikut, klik join di event FB yah!
Kontributor: Ilensia Tandra
Foto: Franky Saputra