“Ketika murid-murid Yohanes mendengar hal itu mereka datang dan mengambil mayatnya, lalu membaringkannya dalam kuburan.” (Mrk. 6:29)

Kita semua tahu bahwa St. Yohanes Pembaptis meninggal dengan keadaan kepala terpisah dari tubuhnya. Sungguh teramat tragis dan hina! Ya, Yohanes telah menanggung hukuman yang sebenarnya tidak beralasan hanya karena dendam Herodias ketika ditegur olehnya.

Berkaca dari kisah kematian Yohanes, sering kali orang-orang yang setia pada kebenaran harus siap menanggung risiko dipinggirkan dan dikalahkan secara duniawi. Lalu, apakah hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu kegagalan? Tentu tidak. Kesediaan Yohanes dalam mempertaruhkan nyawa menunjukkan bahwa kesetiaan pada kebenaran itu mahal harganya. Kesetiaannya tidak berakhir sia-sia karena ia berkorban layaknya Tuhan Yesus yang disalib agar manusia menjadi anak Allah dan diangkat martabatnya karena diselamatkan dalam kehidupan kekal.

Sebagai umat beriman, kita juga dipanggil untuk bersedia menanggung risiko dan berpegang teguh terhadap kebenaran. Sudah banyak orang yang meninggalkan kebenaran hanya karena hal-hal duniawi. Tetaplah mewartakan kebenaran demi kebaikan semua orang. Jika tidak ada lagi orang yang rela berjuang dengan penuh kesetiaan, maka makin menderitalah hidup ini. Lebih dari itu, makin tertindaslah orang-orang karena ketidakadilan.

Teman-teman, marilah kita lawan ketidakadilan dengan kebenaran sebagaimana St. Yohanes Pembaptis yang hingga akhir hayatnya tetap setia dan taat menjadi pewarta keadilan dan kelahiran Kristus. [CA]

DOA (†)

Ya, Allah Bapa yang baik, kami telah melihat perjuangan St. Yohanes Pembaptis yang berjuang mewartakan kebenaran. Bawalah juga kami selalu pada kebenaran serta sanggupkan kami untuk tetap berjuang dan setia menempuh jalan keselamatan. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, amin.