“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Lukas 10:27)

Dalam bacaan Injil, Yesus ingin mengingatkan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dan sesama. Yesus pun memberikan perumpamaan tentang kisah orang Samaria yang murah hati agar kita bisa mempelajari perbandingan sikap yang diambil seorang imam, seorang Lewi, dan seorang Samaria.

Saat ada korban yang telah dirampok habis-habisan, dipukuli, dan disiksa secara tragis, seorang imam malah melewatinya begitu saja dari seberang jalan dan tidak mau menolong dengan alasan takut mengotori “kekudusannya”, mengingat ia sedang dalam perjalanan untuk melayani di Bait Allah. Dalam hal ini, sang imam justru mengabaikan bentuk pelayanan sesungguhnya yang ada di depan mata. 

Tak lama setelah itu, seorang Lewi melewati jalan yang sama dan melihat sang korban. Orang Lewi ini pun pergi begitu saja dan mengambil jalan aman bagi dirinya sendiri. Ia tak ingin direpotkan dengan hal-hal yang bisa saja merugikan dirinya. 

Berbeda dengan dua orang sebelumnya, orang Samaria tergerak oleh belas kasihan dan tanpa pikir panjang langsung menolong korban perampokan, bahkan sampai membiayai penuh penginapan dan obat-obatan yang dibutuhkan. 

Orang Samaria menolong tanpa pamrih serta tidak membedakan latar belakang, kedudukan, suku, ras, dan agama. Ia hanya mengikuti suara hatinya yang terdorong oleh belas kasihan terhadap sesama. Melalui bacaan ini, Yesus mau mengajak kita untuk meneladani sikap orang Samaria yang murah hati, meneladani kasih Yesus yang menebus dosa umat manusia, dan menolong semua orang tanpa pandang bulu. [G]

Sudahkah kita menolong sesama tanpa membeda-bedakan latar belakangnya? Atau masihkah kita berpikir panjang dan bersikap acuh saat mengetahui ada sesama yang membutuhkan bantuan?

DOA (†)

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk benar-benar berusaha menjadi sesama bagi orang-orang di sekitar, terlebih mereka yang sedang membutuhkan uluran tangan. Amin(†)