“Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan.” (Markus 9:43)

Saya pernah bertanya-tanya, apakah boleh seorang Katolik menjadi kaya dan menikmati hidup yang nyaman? Bukankah sebagai pengikut Yesus, kita seharusnya mengikuti jalan yang telah dilaluiNya, yaitu jalan penderitaan?

Jika kita membaca di dalam Alkitab, sesungguhnya banyak sekali tokoh-tokoh yang dikaruniai Tuhan dengan berbagai kekayaan dan kenikmatan duniawi, seperti contohnya Abraham, Raja Salomo, dan Ayub. Maka tentu, sebagai orang Katolik, menjadi kaya bukanlah sebuah hal yang buruk yang harus dihindari. 

Namun, yang sering menjadi permasalahan adalah, manusia mengejar kekayaan duniawi dengan cara dan niat yang salah, menggunakan kekayaannya itu bukan untuk hal yang baik, namun untuk kesenangan pribadi bahkan merugikan orang lain. Menghalalkan segala cara untuk mempertahankan posisi yang ia miliki, hingga semakin lama semakin serakah dan sombong, dan akhirnya terseret ke dalam lubang dosa.

Sebagai umat Katolik, mengejar kekayaan duniawi bukanlah tujuan akhir kita karena semua itu bersifat fana dan dapat musnah kapanpun Tuhan menghendakinya. Itu hanyalah titipan dan tanggung jawab yang diberikan Tuhan supaya kita dapat menjadi perpanjangan tanganNya untuk menolong sesama, berbagi kasih, dan memuliakan Tuhan. Maka dari itu, berhati-hatilah selalu, jangan sampai kita jatuh dalam keserakahan. Lebih baik jika kita hidup dalam penderitaan daripada hidup dalam kenikmatan di dunia namun berakhir sengsara di neraka. Sadarlah bahwa setiap kekayaan dan kenikmatan yang kita miliki itu berasal dari Tuhan. Dan hendaknya kita menggunakannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab, serta dengan sikap rendah hati dan rasa syukur kepada Allah.

Sudahkah kita mengusahakan kekayaan di dunia dengan hati yang murni demi kemuliaan Tuhan, ataukah kita hanya mengejar harta demi kepentingan pribadi saja?

DOA (†)

Tuhan Yesus, ingatkanlah aku bahwa kekayaan yang kumiliki hanyalah titipan dariMu, supaya aku selalu mengusahakannya semata-mata demi kemuliaanMu dan kebaikan sesama saja.

Amin. (†)