Setelah 3 tahun mengabdikan karyanya bagi kaum migrant dan mendampingi komunitas umat Katolik Indonesia di Taiwan, Romo Charles, begitu sapaan akrabnya, kembali ke tanah air dan kembali melanjutkan karyanya di keuskupan asal beliau Ruteng. Entah akan menetap di sana atau bahkan berkarya di tempat lain, yang pasti tetap menjalankan panggilannya sebagai gembala umat.

Selama berkarya di Taiwan, beliau membantu beberapa buruh migran yang mendapat masalah dengan pemerintah Taiwan maupun Indonesia. Romo Charles juga beberapa kali diminta untuk menulis artikel untuk dimuat di majalah INTAI, tulisan beliau mengenai peraturan perundang-undangan yang mengatur kewajiban dan hak bagi kaum migrant sebagai pengusaha atau buruh dan juga perlindungan kaum buruh.

Selain itu, beliau juga aktif membantu Romo Paroki di St. Christopher Church, dan memberi tempat untuk komunitas katolik Indonesia mengadakan misa di sana. Selama lebih dari satu tahun Romo Charles menjadi Romo pembina dan menjadi penghubung antara KITA dengan Keuskupan Taiwan. Dengan demikian KITA sebagai komunitas katolik pun diakui keberadaannya. Beberapa kali KITA juga ikut berpartisipasi beberapa acara bagi kaum migrant, seperti Migrant Sunday dan Halalbihalal yang diselanggarakan KDEI dengan Departemen Tenaga Kerja Taiwan.

Sabtu, 10 Oktober 2009 Komunitas Katolik Indonesia di Taiwan (KITA) melepas kepulangan Romo Charles dengan makan bersama sambil karoke di Restoran Indo Karisma sebagai ungkapan terimakasih untuk pengalaman kebersaman dan pengalaman iman. Pelayanannya di tengah umat katolik Indonesia memberi kesan tersendiri, belum lagi saat makan bersama, Romo Charles benar-benar menjamu dengan istimewa. Semoga semangat pelayanan, pesan dan kebersamaan selama ini tetap tinggal di hati umatnya.

-Niken-