“Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.”

(1 Tesalonika 1:4)

“Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.”(1 Tesalonika 1:4)          

Sobat KITA, sebagai manusia, seringkali kita berhadapan dengan situasi sulit, tantangan berat, maupun penderitaan yang mendalam diperjalanan hidup ini. Ketidaksempurnaan kita sebagai makhluk fana pun terkadang membuat kita bertanya-tanya, mengapa kita harus dihadapkan dengan hal-hal yang lagi-lagi menjadi hambatan di lika-liku dunia yang sudah rumit? Kemudian kita pun akan mengeluh, merasa tidak adil, dan marah. Sebagai umat yang beriman, terkadang ingin rasanya menyalahkan Tuhan.

Namun, di tengah hiruk-pikuk dan kebingungan, tak jarang pula tersembunyi keajaiban yang kita sebut sebagai “blessing in disguise” atau “berkat yang tersamar.”

Dalam surat yang penuh kasih dari Paulus kepada jemaat di Tesalonika, kita mendapati ungkapan yang menggetarkan hati, “Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.” (1 Tesalonika 1:4) Ini adalah panggilan suci, sebuah kebenaran ilahi yang mengajak kita untuk melihat melampaui permukaan dan menggali makna yang lebih mendalam dalam setiap peristiwa yang dihadapi.

Kadang kala, sebuah pertanyaan alami mungkin muncul dalam pikiran saat dihadapi dengan keterbatasan dan penderitaan: “Mengapa ini terjadi?” Kehidupan yang tak selalu diiringi oleh kemudahan; terlihat kacau, bahkan terlihat tak berujung pada awalnya. Tapi dalam cobaan dan rintangan yang merajalela, perlu diingat bahwa kita adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Pemilihan Allah yang mencintai adalah sentuhan-Nya yang tidak terlihat yang mengubah segala sesuatu menjadi indah pada waktunya—di saat yang bersamaan, pengalaman yang didapat pun tak ternilai harganya. Hidup ini memang penuh kejutan; kita tak akan pernah tahu apa yang bisa diperoleh di waktu mendatang.

“Dan kami tahu…” Kata-kata ini mengandung keyakinan yang kokoh dalam pemilihan-Nya. Allah ialah yang Maha Tahu dan Maha Kuasa, telah memilih kita dengan penuh kasih. Dalam saat-saat kegelapan dan keraguan, angkatlah wajah dan menengadahlah ke langit, maka kita akan menyadari bahwa Dia memegang kendali atas kehidupan—bak embun pagi yang mengembalikan keindahan pada bunga yang layu, pemilihan Allah adalah rahasia-Nya yang menghidupkan kembali jiwa-jiwa yang lelah. Barangkali manusia tidak selalu memiliki kemampuan untuk memahami rencana Allah, tetapi dengan kepercayaan bahwa di balik penyamaran tantangan, Dia sedang merangkul kita dengan kasih.

Doa (✝)

Allah yang Maha Baik, dalam setiap langkah perjalanan kami, dengan kerendahan hati kami memohon agar Engkau melapisi iman kami dengan keteguhan. Jadikanlah pemilihan-Mu sebagai sinar yang meredakan beban, mengisari hati kami dengan kehangatan, dan membawa bijak pencerahan dalam setiap pencobaan hidup kami. Amin (✝)