“Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suata perbuatan ajaib di mata kita.” (Mrk. 12:10-11)

Hai sobat KITA, tidak terasa kita sudah memasuki bulan baru di tahun ini. Apakah teman-teman pernah mendengar istilah “Yesus merupakan batu penjuru” ?. Namun apa teman-teman tau yang dimaksud batu penjuru itu? 

Pada pola pembangunan kuno, batu penjuru merupakan batu yang ditempatkan di pojok sebuah gedung. Batu penjuru biasanya merupakan salah satu batu yang terbesar, yang paling kokoh, dan yang paling akurat daripada bangunan lain. Bisa dibilang batu penjuru merupakan batu pondasi. Jadi, Yesus sebagai pondasi bagi umat Kristen di seluruh dunia.

Pada renungan kali ini diambil dari Markus 12:1-12 yang membahas perumpamaan tentang penggarap-penggarap kebun anggur. Pada perumpamaan ini, Yesus menyinggung bahwa “Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru” yang dimana Ia memberitahukan mereka bahwa Ia adalah Yesus, yang diutus Allah.

Mungkin di dalam hidup teman-teman seringkali merasa teman-teman “seperti batu-batu yang dibuang”, merasa di dalam lingkungan hidup sekitar atau mungkin dalam keluarga, teman-teman dikucilkan, atau mungkin dalam lingkungan sekolah atau lingkungan kerja pada saat ini, juga merasakan hal itu(mungkin karena bahasa, atau alasan lainnya).

Tetapi percayalah dan jangan bersedih, jikalau kita tidak berhenti melakukan hal yang seharusnya kita lakukan, pada waktunya kita akan menjadi “batu penjuru”, batu yang kokoh, batu yang kuat, seseorang yang akan menjadi teladan bagi sekitar kita. 

Jadi, jangan menyerah melakukan yang terbaik dan jangan ada dendam pada yang mengucilkan kita, buktikan pada mereka bahwa kita tidak seperti itu, dan terus menabur kebaikan bagi sesama.

DOA (†)

Ya Yesus terima kasih atas berkat-Mu, kami masih diberi kesempatan untuk bisa menabur berkat bagi sesama, berkatilah hidup kami sepanjang minggu ini, agar dapat menjadi berkat bagi sesama kami. Amin (†)

 

DOA (†)

Allah Bapa kami, terima kasih sudah memilih kami menjadi anak-anakMu. Ajarlah kami selalu bisa dan tidak takut untuk melakukan hal-hal yang baik untuk kemuliaanMu. Amin (†)