“…. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.” (Markus 2:22)

Bacaan hari ini mengisahkan orang-orang Farisi yang mengkritik para murid Yesus karena tidak berpuasa seperti murid-murid orang Farisi dan murid-murid Yohanes. Menanggapi hal tersebut, Yesus menyampaikan bahwa bagaimana mungkin sahabat-sahabat mempelai berpuasa ketika mempelai ada bersama dengan mereka? 

Kendati demikian, bukan berarti berpuasa adalah suatu hal yang buruk, mengingat Yesus juga pernah berpuasa 40 hari 40 malam sebelum memulai misi pewartaan-Nya. Berpuasa hanyalah sarana untuk lebih dekat kepada Dia, sedangkan kasih adalah hal yang utama. Belajar dari perumpamaan di atas, ketika menggunakan standar, kebiasaan, dan aturan berdasarkan sudut pandang kita di dalam mengukur perilaku orang lain, tentu orang yang bersangkutan akan selalu salah. 

Selain itu, Yesus juga memberikan perumpamaan mengenai kain baru akan mencabik kain lama saat penambalan dan kantong kulit tua yang koyak saat diisi anggur baru. Perumpamaan ini setidaknya memiliki dua makna. 

Pertama, menggunakan sistem lama pada keadaan yang baru tidaklah bijaksana. Kedua, “anggur baru” itu adalah Yesus sehingga dengan “meminum-Nya” (menerima Yesus) akan menyegarkan rohani kita. Sementara, “kantong kulit baru” dapat dimaknai sebagai kelayakan perilaku agar dapat menerima Yesus di dalam hati kita. Keduanya saling terikat, yang berarti menerima Yesus berimplikasi pada perubahan diri, cara, sikap, dan tutur kata kita. Dengan demikian, kita dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan baik dan menunjukkan karya Tuhan.

Sering kali kita kepo, menerka-nerka, dan bergosip tentang sesuatu yang berada di luar kebiasaan atau aturan seharusnya. Maukah kita bersikap bijaksana dan tidak mengukur perilaku orang lain berdasarkan “kacamata” kita? Maukah kita menerima Yesus sebagai “anggur baru” dengan memperlihatkan pekerjaan, studi, ataupun karya-karya yang baik dalam hidup kita?

Doa (✝)

Ya, Tuhan, ajarlah kami untuk menjadi pribadi yang tidak suka menghakimi sehingga hidup dengan sesama menjadi harmonis di dalam nama-Mu. Bimbinglah kami selalu agar dapat menerima dan meneladani Engkau dalam karya dan pekerjaan. Amin.