Pada tanggal 7 februari lalu, KITA mengadakan persekutuan doa bertemakan “CINTA”. Persekutuan doa ini diadakan dikediaman Pak Yohanes didaerah Xindian. Diawali dengan lagu pujian yang dipimpin oleh Anastasia dan diiringi oleh Dimas sebagai gitaris, persekutuan doa inipun dimulai pada pukul 18.30. Sr. Valentine sebagai pewarta injil mengawali sesi pembahasan dengan membagikan kepada setiap peserta potongan kertas berbentuk setengah hati dan setiap orang diminta untuk mencari pasangan dari hati yang mereka miliki. Setelah semua orang berpasangan, Sr. Valentine mengajukan pertanyaan “Menurut kalian, cinta itu apa?” Sr. Valentine memberikan waktu kepada setiap kelompok untuk saling berbagi cerita tentang pengalaman mencintai dan dicintai. Dan setiap orang dengan serunya berbagi cerita satu sama lain. Setelah waktu yang diberikan habis, Sr. Valentine bertanya kepada setiap orang “Apa itu cinta?” . Dan Sr. Valentine meminta setiap orang mendefinisikan arti cinta dalam satu kata. Ada peserta yang berpendapat bahwa cinta itu adalah komunikasi, ada yang beranggapan cinta itu adalah tindakan, cinta itu pengertian, cinta itu sabar, cinta itu kebersamaan, dan masih banyak lagi jawaban akan definisi cinta.
Setelah itu, Sr. Valentine bertanya pada para peserta bagaimana kasih Tuhan itu digambarkan dalam Kitab Suci. Tentu saja, dalam Kitab Suci banyak sekali perumpamaan akan kasih Tuhan. Contohnya saja adalah perumpamaan tentang anak yang hilang(Luk 15:11-32) yang menggambarkan kesetiaan Allah (yang sering digambarkan sebagai Bapa) yang tidak pernah berubah, sekalipun umatNya (digambarkan sebagai anak) sering menyakiti hatiNya dan meninggalkanNya untuk pergi menikmati kesenangan duniawi. Atau dari perumpamaan orang samaria yang baik hati yang menggambarkan bahwa kasih Allah itu tidak terbatas, bahkan kepada orang yang membenci sekalipun. Pada perumpaan ini juga dapat terlihat bahwa cinta Allah itu berarti juga peduli dengan sesama (Luk 10:25-37). Jadi, sebenarnya apa itu arti cinta? (1 Kor 13 : 4-7)
Dari detik pertama, kita ada dalam rahim ibu, kita sudah diberikan begitu banyak cinta dari orang-orang yang menantikan kedatangan kita hadir ke dunia ini, terutama dari orang tua kita. Maka dari itu, kehadiran anak merupakan salah satu pengikat dalam keluarga. Saat dalam kandunganpun, Tuhan sudah memberikan begitu banyak cinta kepada setiap anak-anakNya dan Ia tak pernah melepaskan tanganNya. Ketika menghadapi banyak masalah dalam hidup dan ketika dalam kebimbangan menentukan arah, kita hendaklah lebih melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita.
Dalam hal mencari pasangan hidup misalnya, ketika kita memang berpasrah pada Tuhan dan selalu melibatkan Tuhan dalam kehidupan kita, Ia akan memberikan tuntunan serta jawaban yang terbaik pada waktu yang tepat. Saat sudah memasuki bahtera rumah tangga, bukanlah perkara mudah untuk menyatukan dua pribadi yang berbeda, karena adanya perbedaan baik dari sifat, sikap, maupun cara pikir dari setiap pribadi. Namun, ketika setiap pribadi bisa membangun ikatan persahabatan dalam hidup berkeluarga, mereka akan saling membantu satu sama lain dan bisa saling menguatkan. Karena dalam kehidupan berkeluarga, cinta itu merupakan tindakan persahabatan bukan lagi cinta yang hanya romantis-romantis saja, tapi lebih pada komunikasi satu sama lain.
Ketika setiap pasangan menjadikan Yesus sebagai fondasi dan tonggak dalam rumah tangga mereka, mereka tidak akan goyah karena mereka percaya adanya Tuhan yang akan menyelamatkan kehidupan berkeluarga mereka. Tuhan Yesus telah menjadikan setiap pasangan menjadi satu. Dengan adanya campur tangan Tuhan maka dibutuhkan adanya keterbukaan dan kejujuran untuk menerima karunia itu. Karena fondasi iman adalah kepasrahan dan kepekaan akan Tuhan.
Mencintai seseorang secara tulus tidak segampang membalikkan tangan. Dibutuhkan pengorbanan, pengertian, dan kemauan untuk menurunkan ego. Ketika kita mencintai seseorang dengan tulus berarti kita bersedia bersama dengan pasangan untuk berjuang bersama karena cinta itu juga berarti compassion. Cinta itu merupakan anugrah yang sudah layak dan sepantasnya untuk kita syukuri. Dan cinta Yesus itu bagaikan magnet, dimana ketika kita mengenal Yesus, mencintai Ia, dan menyadari betapa Ia mencintai kita, hal lain tidaklah berarti. Pengalaman dicintai dan mencintai itu tak ternilai harganya dan dari setiap moment yang kita miliki begitu banyak cinta Tuhan yang mengalir kepada setiap umatNya. Lalu, sudahkah kamu mengucap syukur atas setiap pengalaman mencintai dan dicintai dalam hidupmu?
Love is charity and gratitude, give and thanks. Berikan cinta kepada semua orang, jangan biarkan orang yang ada dalam kehidupanmu pergi tanpa kebahagiaan. Saat kita mencintai, berikanlah cinta secara tulus, pekalah terhadap kebutuhan dari orang yang kita cinta dan janganlah mengharapkan pamrih. Karena anak-anak Tuhan itu dipanggil untuk mencintai. Mencintai berarti mau menerima orang yang kita cintai itu apa adanya, bukan ada apanya. Tidak menghitung kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, melainkan cintailah sepenuhnya pribadi dia. 🙂
Setelah sesi firman dan ditutup dengan lagu penutup. Sudah waktunya menyantap makanan yang telah disiapkan oleh keluarga Pak Yohanes yang selalu lezat dan tak lupa foto terlebih dahulu.. 🙂